Coil Baja Ringan

Sejarah Baja Ringan : Dari Mana Asalnya ?

Baja ringan itu apa dan dari mana asalnya ? Mungkin terkadang kita masih mendengar pertanyaan-pertanyaan serupa, walau sebenarnya material ini sudah cukup populer didunia konstruksi. Namun dibandingkan baja ringan, tidak sedikit yang lebih mengenal istilah galvalum. Padahal galvalum adalah salah satu merk dari baja ringan.

Terlepas dari itu, bagaimana sejarah baja ringan sampai bisa digunakan untuk kebutuhan konstruksi modern dan terbuat dari apa material ini ?

Apa itu Baja Ringan ?

Baja ringan yang sebenarnya merupakan Cold Rolled Coil (CRC) yang dilapisi Aluminium-Seng guna mencegah korosi maupun karat. CRC sendiri dikenal dengan nama baja lembaran dingin atau baja putih (white steel), salah satu produk baja yang dihasilkan dari hasil pengerollan ulang

CRC yang dilapisi aluminium-seng ini disebut sebagai Baja Lapis Aluminium Seng (BJLAS). Selanjutnya BJLAS ini digunakan sebagai bahan baku yang membentuk berbagai profil, seperti rangka atap, atap (penutup), rangka partisi, rangka plafon, dan beberapa produk inovatif lainnya.

Asal Baja Ringan

Sebelum terbentuk profil baja ringan, CRC asalnya darimana ? Singkatnya, CRC ini tercipta melalui proses pengerollan dingin. Proses bermula dari baja canai panas (Hot Rolled Coil), kemudian didinginkan hingga suhu ruang. Selanjutnya, baja tersebut digulung ulang pada suhu yang lebih rendah guna mencapai ketebalan serta bentuk sesuai kebutuhan.

HRC sendiri bukan material paling dasar yang membentuk CRC. Sebab, kedua material tersebut berasal dari baja meskipun terbentuk melalui proses berbeda. Baja sendiri merupakan logam paduan yang terdiri dari Besi (Fe) dan Karbon (C). Besi merupakan logam murni yang paling dominan terkandung dalam baja. Sementara itu Karbon adalah unsur non logam sekitar 0,2-2,1% dari total berat baja.

Jika disimpulkan, unsur penting pembentuk baja ringan paling mendasar ini adalah besi. Lantas, bagaimana besi dapat ditemukan ?

Sejarah Perkembangan Besi

Kemungkinan, sejarah besi hingga material ini berkontribusi di dunia konstruksi tidak benar benar di ketahui. Bahkan oleh sejarahwan, arkeolog, atau ilmuwan terbaik sekalipun.

Namun dikutip dari laman Calawton, para arkeolog percaya bahwa besi ditemukan oleh bangsa het di Mesir Kuno antara 5000-3000SM. Dalam kurun waktu itu, mereka memalu dan menumbuk logam untuk membuat alat dan senjata. Mereka pun menemukan dan mengekstraknya dari meteorit serta menggunakan bijihnya untuk membuat ujung tombak, perlatan dan pernak-pernik lain.

Benarkah Asal Usul Besi dari Meteorit ?

G.A Wainwright menemukan dua kelompok manik-manik besi periode pradinasti pada tahun 1911 di Gerzah, sekitar 50mil selatan dari Kairo.

Setelah diuji oleh profesor desch, salah satu manik-manik besi itu mengandung 92.5%  besi dan 7.5% nikel. Dimana berdasarkan pengujian itu, kandungan nikel adalah bukti bahwa besi tersebut berasal dari meteor. Kontras dengan besi yang ditemukan pada kerak bumi yang memiliki unsur nikel sangat sedikit.

Produksi Besi Leburan

Selain menemukan besi, bangsa Het yang pertama memahami cara produksi besi dari bijih besi. Kemudian antara 2000 SM dan 1200 SM, bangsa het mengembangkan proses peleburan besi, seperti dilansir dari laman Calawton. Mereka memanaskan bijih untuk memurnikannya, serta memperluas kegunaannya.

Adapun cara peleburan itu tersebar ke seluruh wilayah Timur Tengah Kuno setelah kekaisaran bangsa het jatuh pada 1180 SM.

Periode selanjutnya pun datang, yang dikenal dengan zaman besi. Sekitar 1800 SM-1200 SM, artefak dari peleburan besi di India tercatat, begitu pula di Levant (Syam) sekitar 1500 SM.

Sementara di Yunani, produksi besi dikenalkan sekitar akhir tahun 1000SM, dari situlah besi lebur cepat menyebar ke Eropa.

Terdapat pula contoh peleburan besi paling awal di Tiongkok Kuno, yaitu empat patung yang ada diluar kuil Zhongyue di Dengfeng. Prediksinya patung-patung itu dibaut sekitar tahun 1024 SM. Dimana sebelumnya ahli meteorologi cina memanfaatkan perunggu dan tembaga untuk membuat komponen cor.

Kemudian terjadi salah satu dampak terbesar pada evolusi pengecoran besi sekitar 645SM ketika ahli meteorologi Cina mulai menggunakan cetakan pasir.

Melalui proses ini, pasir terbungkus rapat disekitar objek, menciptakan cetakan. Lalu logam cair dituangkan ke dalam cetakan untuk membuat pengecoran logam.

Dapat dikatakan, penggunaan paling awal itu merupakan konstribusi Cina dalam sejarah pengecoran besi.

Lihat Artikel Kami Lainnya
Intip produk kami di Tokopedia yuk

 

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *