Sobat sotho pasti sudah pernah mendengar mengenai harga besi yang melonjak di awal tahun baru 2021. Namun mungkin anda masih ragu mengenai apakah sebab dan akibat dari kenaikan harga tersebut. Yuk baca artikel ini untuk lebih memahami isu penting ini !
Sebab Kenaikan Harga Besi
Kenaikan harga besi merupakan isu yang sedang terjadi di seluruh dunia dan bukan hanya di Indonesia saja. Mari cari tahu penyebab-penyebab kenaikan harga tersebut mulai dari skala global hingga lokal (Indonesia)
Global
Seperti yang sudah kita ketahui, COVID-19 membawa dampak besar bagi perekonomian dunia, terutama pada 6 bulan pertama atau H1 2020. Namun menurut analisa Deloitte, permintaan untuk besi telah menguat di H2 2020. Deloitte juga memprediksi bahwa bila vaksin COVID-19 berhasil didistribusikan ditahun ini, maka permintaan pasar untuk besi akan lanjut meningkat tidak hanya di tahun 2021, tetapi juga akan berlanjut di tahun 2022. World Steel Association juga memprediksi bahwa permintaan global terhadap produk besi dan baja akan meningkat sebanyak 4.1% di 2021.
Namun apa yang membuat permintaan terhadap besi di seluruh dunia diprediksi akan meningkat secara drastis di tahun 2021 ? Jawabannya adalah karena 2 negara dengan ekonomi terbesar di dunia, yakni China dan Amerika Serikat, ternyata sama-sama berencana untuk meningkatkan jumlah proyek infrastrukturnya .
Joe Bidden sendiri pada saat kampanye telah menjanjikan belanja infrastruktur sebanyak US$ 2 triliun bila ia terpilih sebagai Presiden AS. Disitus kampanyenya, ia menyebutkan bahwa upayanya untuk menambah proyek infrastruktur di AS bertujuan utama untuk menambah lapangan pekerjaan. Hal ini dikarenakan semenjak COVID-19, Jutaan orang telah kehilangan pekerjaannya.
Selain itu, Deloitte juga memprediksi bahwa China akan meningkatkan permintaan terhadap produk besi ditahun 2021. Hal ini dikarenakan pemerintah China sudah banyak merencanakan pembangunan proyek infrastruktur di tahun 2021 semenjak tahun lalu untuk mendukung pemulihan kondisi ekonomi keluarganya yang habis terimbas COVID-19. Meningkatnya pemintaan produk besi dari dua negara besar ini tentu sangat berdampak terhadap harga besi di pasar global.
Lokal (Indonesia)
Lalu bagaimana dengan permintaan untuk produk besi di Indonesia ? sama seperti AS dan China, permintaan untuk produk besi di Indonesia juga semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh Presiden Joko Widodo yang berencana untuk terus menggenjot proyek infrastrukturnya di tahun 2021. Menurut menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati, belanja infrastruktur pemerintah di tahun 2021 adalah salah satu kebijakan yang dilakukan untuk pemulihan ekonomi di Indonesia. Hal ini dikarenakan pembangunan infrastruktur dapat memberikan multiplier effect yang besar bagi perekonomian nasional. Dengan demikian, maka permintaan terhadap produk-produk yang sering digunakan dalam proyek infrastruktur, seperti baja juga akan meningkat.
PT Waskita Karya juga optimis bahwa pengerjaan proyek infrastruktur akan lebih menggeliat tahun 2021. Menurut direktur operasi III Waskita Karya, Bapak Gunadi, di tahun 2021, kebutuhan material konstruksi besi beton akan meningkat sebanyak 108%
Presiden Direktur dari PT Krakatau Steel, Silmy Karim, juga mengatakan bahwa berdasarkan dari data Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA), industri besi dan baja sedang berada dalam tahap pemulihan. Menurut bapak karim, hal ini disebabkan oleh meningkatnya proyek-proyek konstruksi dari pihak pemerintah dan pemulihan kondisi ekonomi di Indonesia.
Akibat Kenaikan Harga Besi
Meningkatkan permintaan terhadap besi secara global tentu berakibat naiknya harga pasar untuk produk besi. Kondisi ini juga terjadi di Indonesia, dimana besi lokal dan impor sudah mengalami peningkatan harga di awal tahun baru ini. Karena permintaan yang di prediksi akan terus meningkat, maka peningkatan harga ini juga diprediksi akan terus meningkat, maka peningkatan harga ini juga diprediksi akan terus berkelanjutan untuk waktu yang cukup lama.
Selain itu, ternyata kenaikan harga besi di seluruh dunia ini juga berdampak kepada kurs dollar negara Australia. Hal ini dikarenakan bijih besi merupakan komoditas ekspor utama negara Australia yang berkontribusi sekitar 15% dari total ekspor Australia, sehingga meningkatnya harga bijih besi membuat nilai tukar dolar Australia semakin menguat melawan rupiah. Wah, ternyata besar juga ya dampak dari peningkatan permintaan untuk besi ini !
Lihat Artikel Kami Lainnya
Intip produk kami di Tokopedia yuk